Sabtu, 06 Maret 2010
Mengapa Terjadi Perbedaan ... ?
Kita sama-sama paham bahwa syari’at Islam ini sumbernya hanya Al Qur’an dan As Sunnah, dengan catatan As Sunnah yang shohih.
Tetapi betapa banyaknya tatacara beribadah dan bermuamalah yang se-muanya menganggap benar, semua mengaku bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah, tetapi kenyataannya berbeda-beda.
Padahal perintah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, sudah sangat jelas, bahwa jalan yang lurus itu adalah yang diperintahkan oleh Alloh-Nya, sebagai mana firmannya dalam surat Al An’am (Binatang Ternak), halaman 215, surat 6, juz 8, ayat 153.
(dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.)
Ibnu Katsir menjelaskan;
Sekali lagi,...kenyataannya berbeda,..... pertanyaannya mengapa terjadi perbedaan?
Perbedaan itu disebabkan antara lain :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) jauh meninggalkan perkembangan pemahaman tentang agama.
Perkembangan Iptek ini membuat akal manusia lebih menge muka dibanding dengan keimanan dan ketakwaannya (Im-tak), akhirnya dalam beragama pun mengutamakan akal semata, bukan menta’ati aqidah.
Bahkan tidak jarang kita dapati seseorang menafsirkan ayat Al Qur’an sesuai dengan akal dan kemauannya, bahkan ada yang menyatakan bahwa As Sunnah perlu dikritisi.
Na-‘udhubillah min dhalik
2. Adanya golongan yang berseberangan dengan Islam yang melakukan penyelewengan dan pendangkalan aqidah, antara lain membuat hadits palsu atau cerita (sinetron) yang seperti nya bernuansa islami, tetapi tanpa terasa menjauhkan dari aqidah agama yang haq (benar).
3. Pemahaman terhadap ajaran Islam bagi orang awam masih sangat dangkal, hal ini diperparah dengan interest perorang-an atau kelompok, hanya sekedar untuk mempertahankan gengsi atau nuansa politik.
4. Sistem, metode dan proses pembelajaran agama Islam diluar lembaga resmi (Madrasah, Perguruan Tinggi Agama dan Pesantren), masih sangat tradisional, (Jiping, ngaji modal kuping), tiap pengajian ceramah melulu, pulang ngaji tidak tahu apa-apa.
Apabila kita ingin melaksanakan perintah Alloh subhannahu wa ta’ala, yang tersurat dan tersirat dalam ayat diatas tidak ada cara lain kecuali mengerti bagaimana orang-orang atau kelompok me-laksanakan ajaran Islam, kemudian memilih diantara mereka cara yang paling benar dan mulai dengan memperkuat aqidah.
Setiap bangunan memiliki pondasi, dan pondasi agama Islam ini adalah aqidah tauhid yang murni.
Bila aqidah sudah benar, maka yang lainnya hanya mengikuti saja. Sebaliknya, bila aqidahnya rusak, maka rusaklah seluruh amal ibadahnya.
Apabila aqidah sudah mengeristal di hati, ia akan mengubah manusia dalam setiap urusannya, baik dari sisi amal, pandangan dan Talaqqi (pengambilan dari sumber asli), semuanya sesuai dengan apa yang ada di hati.
Sedangkan didalam beramal dan beribadah adalah mngikuti, mentaati dan mematuhi tuntunan dan teladan Rosululloh sholal-lohu ‘alaihi wasallam, sebagai mana di sebutkan dalam hadits;
Dari sahabat Jabir bin Abdillah rodiallahu’anhu bahwasan nya Rosululloh shollallahu ’alaihi wasallam bersabda:
“Amma ba’du: Sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah kitab Alloh (Al Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam, dan sejelek-jelek urusan ialah urusan yang diada-adakan, dan setiap bid’ah ialah sesat”. (Riwayat Muslim, 2/592, hadits nomor 867)
Dalam hadist yang lain Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam, bersdaba,
“Tidaklah suatu amalan yang dapat memasukan seseorang ke surga dan menjauhkannya keneraka kecuali telah dijelas kan kepada kalian semua.” (Hadits Shohih. Diriwayatkan oleh At Thabrony dari sahabat Abu Dzar Al Ghifary).
Apabila kita telah meyakini bahwa hadits ini shohih, maka kita tinggal melaksanakan firman Alloh subhanahu wa ta’ala, yang tercantum dalam surat Al Ahzab (Golongan yang Bersekutu) halaman 673, surat 33, juz 22, ayat 36
[ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. ]
0 komentar:
Posting Komentar
Lampirkan Komentar Anda